Ahli bantah makan daging kambing tingkatkan risiko hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Salah satu faktor risiko yang dapat memicu hipertensi adalah pola makan yang tidak sehat, termasuk konsumsi daging kambing.
Belakangan ini, ramai diberitakan bahwa ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari konsumsi daging kambing karena dapat meningkatkan risiko hipertensi. Namun, pendapat ini dibantah oleh beberapa ahli yang menekankan bahwa konsumsi daging kambing dalam jumlah yang moderat tidak akan meningkatkan risiko hipertensi.
Menurut Dr. Adi Wicaksono, seorang ahli gizi, daging kambing sebenarnya mengandung nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin B12 yang diperlukan oleh tubuh. Konsumsi daging kambing dalam jumlah yang seimbang dengan pola makan yang sehat dan seimbang tidak akan meningkatkan risiko hipertensi.
Namun, Dr. Adi juga menekankan pentingnya untuk memperhatikan cara memasak daging kambing. Mengolah daging kambing dengan cara yang tidak sehat seperti digoreng atau dipanggang dengan minyak berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi. Sebaiknya, daging kambing direbus, dipanggang, atau dikukus tanpa menambahkan banyak garam dan minyak.
Selain itu, penting juga untuk mengimbangi konsumsi daging kambing dengan sayuran, buah-buahan, dan sumber karbohidrat yang sehat seperti nasi merah atau roti gandum. Pola makan yang seimbang dan sehat serta gaya hidup yang aktif dan teratur juga dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil dan mencegah risiko hipertensi.
Dengan demikian, konsumsi daging kambing tidak harus dihindari secara total asalkan dalam jumlah yang moderat dan dikombinasikan dengan pola makan yang sehat. Penting untuk selalu mengikuti anjuran dari ahli gizi dan menjaga pola makan yang seimbang untuk mencegah risiko hipertensi dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.