Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setengah populasi dunia mengalami kekurangan mikronutrien. Mikronutrien adalah nutrien yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil, namun sangat penting untuk menjaga kesehatan. Kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia, gangguan pertumbuhan, dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
Di Indonesia, kekurangan mikronutrien juga menjadi masalah serius. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 37,2% balita mengalami kekurangan zat besi, 18,9% mengalami kekurangan vitamin A, dan 31,8% mengalami kekurangan vitamin D. Kekurangan mikronutrien ini dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa.
Salah satu faktor penyebab kekurangan mikronutrien adalah pola makan yang tidak seimbang. Banyak masyarakat yang lebih memilih makanan cepat saji yang tinggi lemak dan gula, namun rendah akan kandungan nutrisi. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mikronutrien juga menjadi faktor lain yang menyebabkan kekurangan tersebut.
Untuk mengatasi masalah kekurangan mikronutrien, diperlukan upaya yang terkoordinasi dari berbagai pihak. Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi melalui program-program seperti Posyandu, program pemberian makanan tambahan bagi balita, dan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang cara memilih dan mengonsumsi makanan yang kaya akan mikronutrien.
Dengan upaya yang terpadu dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan kekurangan mikronutrien di Indonesia dapat diminimalisir. Kesehatan adalah modal utama dalam mencapai kemajuan, oleh karena itu penting bagi setiap individu untuk menjaga asupan nutrisi yang cukup dan seimbang agar terhindar dari kekurangan mikronutrien.