Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil yang terletak di perairan Selat Riau, ternyata kaya akan potensi wisata budaya dan sejarah. Pulau ini memang tidak sepopuler Pulau Bintan atau Pulau Batam, namun kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Pulau Penyengat layak untuk dijelajahi.
Pulau Penyengat merupakan salah satu destinasi wisata yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenpar) Angela Tanoesoedibjo. Dengan potensi wisata budaya dan sejarah yang dimiliki Pulau Penyengat, Wamenpar berharap dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.
Salah satu daya tarik utama Pulau Penyengat adalah Istana Raja Ali Haji, seorang ulama, sastrawan, dan sejarawan terkenal dari Kepulauan Riau. Istana ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik. Selain itu, Pulau Penyengat juga memiliki Masjid Raya Sultan Riau yang menjadi tempat ibadah bagi masyarakat setempat.
Selain bangunan-bangunan bersejarah, Pulau Penyengat juga memiliki keindahan alam yang memukau. Pantai-pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih menjadi daya tarik lain bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Wisatawan juga dapat menikmati kegiatan snorkeling atau diving di sekitar pulau untuk menikmati keindahan bawah laut Pulau Penyengat.
Untuk mendukung pengembangan potensi wisata Pulau Penyengat, Wamenpar Angela Tanoesoedibjo telah melakukan berbagai upaya, seperti penyediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, promosi destinasi wisata Pulau Penyengat, serta pelatihan kepada masyarakat setempat untuk menjadi pemandu wisata yang handal.
Dengan potensi wisata budaya dan sejarah yang dimiliki, Pulau Penyengat memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Kepulauan Riau. Melalui upaya yang terus dilakukan oleh Wamenpar Angela Tanoesoedibjo dan pihak terkait, diharapkan Pulau Penyengat dapat menjadi destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.