Penyebab perempuan lebih berisiko terserang migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Sayangnya, perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terserang migrain dibandingkan dengan laki-laki. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab perempuan lebih berisiko terserang migrain.

Salah satu faktor utama penyebab perempuan lebih rentan terkena migrain adalah perubahan hormon. Hormon estrogen, yang berperan penting dalam siklus menstruasi perempuan, dapat mempengaruhi terjadinya migrain. Migrain biasanya lebih sering terjadi pada periode menstruasi, saat terjadi fluktuasi hormon estrogen yang signifikan. Selain itu, wanita hamil atau menopause juga rentan terkena migrain karena perubahan hormon yang terjadi pada fase-fase tersebut.

Selain faktor hormonal, faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko perempuan terserang migrain. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70-80% penderita migrain memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Hal ini menunjukkan adanya faktor genetik yang memengaruhi kemungkinan seseorang mengalami migrain.

Selain itu, gaya hidup juga dapat menjadi faktor risiko perempuan terserang migrain. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya olahraga, kurang tidur, serta stres dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami migrain. Perempuan seringkali memiliki tanggung jawab ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja, sehingga rentan mengalami stres yang dapat memicu migrain.

Untuk mengurangi risiko terserang migrain, perempuan perlu menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, cukup istirahat, serta mengelola stres dengan baik. Selain itu, konsultasikan dengan dokter atau spesialis kesehatan jika mengalami serangan migrain yang sering dan intensitasnya meningkat. Dengan menjaga gaya hidup sehat dan mengidentifikasi faktor pemicu migrain, perempuan dapat mengurangi risiko terserang migrain dan meningkatkan kualitas hidup mereka.